Candi Abang memiliki keutuhan yang tidak sempurna lagi, namun bukan berarti keunikan dari Candi Abang ini sudah purna. Candi Abang hingga sekarang ini masih berdiri dengan kokoh di puncak bukit dengan bahan batu bata. Candi Abang berada di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman Yogyakarta. Untuk dapat mencapai candi tersebut, bisa mencari Jalan Jogja-Solo, tepatnya di area Prambanan. Begitu Sampai di Terminal Prambanan, carilah Jalan Raya Jogja-Piyungan Km 8. Di sana terdapat papan penunjuk ke arah kanan atau barat yang bertuliskan Candi Abang dan Gua Sentana.
Sejarah Candi Abang
Candi Abang termasuk ke dalam situs purbakala sebagai peninggalan sejarah yang bernilai historis, seni dan budaya. Ini merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan yang peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Namun sayangnya kondisi situs purbakala tersebut mulai rapuh dan terbatas, tidak banyak masyarakat yang mengetahui sejarah dan kondisinya sehingga diperlukan suatu cara untuk menjaga sejarah serta budaya dalam segala keberagamannya.
Keutuhan Candi Abang sudah tidak lagi sempurna. Tetapi itu bukan berarti kecantikan dan keunikan sudah hilang. Candi Abang masih kokoh berdiri di puncak bukit dengan bahan bangunan yang terbuat dari batu bata. Ukuran alas Candi Abang adalah 36 x 34 meter, dan tingginya masih belum bisa diperkirakan. Candi ini bentuknya seperti piramida, dengan sumur di tengahnya. Di candi ini, terdapat tangga masuk yang dibuat dari batu putih alias gamping. Selain itu, ada juga sebagian batu-batu andesit yang belum diketahui fungsinya.
Candi Abang sebenarnya seperti gundukan tanah di atas bukit. Bukit ini jika di musim hujan hanya akan berwarna hijau, sedangkan di musim kemarau tentu saja dengan suasananya yang gersang. Candi Abang baru akan terlihat berwarna abang (bahasa jawa = merah) jika kondisinya sangat kemarau dan kering. Seperti pada umumnya, kebanyakan candi yang di bangun di atas bukit, Candi Merah pun mempunyai kedudukan yang lebih dibandingkan bangunan yang lain di masa lalu. Candi Abang dianggap sebagai tempat yang suci sama seperti candi-candi yang lain.
Candi ini diperkirakan telah dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10 di jaman Kerajaan Mataram Kuno. Meskipun begitu, candi ini mempunyai umur yang lebih muda dari candi-candi Hindu lainnya. Candi yang berbentuk seperti piramid ini dinamakan Candi Abang karena terbuat dari banyak batubata yang berwarna merah . Bentuk candi Abang berupa bukit, saat ini banyak ditumbuhi rerumputan sehingga dari jauh nampak mirip seperti gundukan tanah atau bukit kecil.
Sewaktu pertama kali ditemukan, di dalam Candi Abang terdapat arca dan alas yoni lambang Dewa Shiwa yang sangat unik yaitu berbentuk segidelapan (biasanya berbentuk segi empat) dengan sisi berukuran 15 cm. Beberapa orang menganggap Candi Abang merupakan tempat penyimpanan harta karun pada zaman dahulu kala. oleh karena itu sering sekali Candi Abang dirusak dan digali oleh orang tidak bertanggung jawab yang mencari harta peninggalan sejarah dan barang berharga terutama pada tahun 2012.
Sayang sekali kesadaran masyarakat untuk melestarikan cagar budaya masih sangat rendah. Oleh karena itu perlu selalu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan cagar budaya sehingga bisa meneruskan sejarah untuk orang-orang di masa yang akan datang.
Mengenal Daya Tarik Candi Abang
Candi Abang memiliki ukuran 36 X 34 meter dengan tinggi yang belum dapat diperkirakan. Memiliki bentuk piramida dan terdapat sumur di bagian tengahnya. Di sini, Anda bisa menemukan tangga masuk, tangga masuk dibuat dari batu putih atau gamping.
Di sekitar Candi Abang terdapat Yoni sebagai pertanda jika candi ini adalah peninggalan Agama Hindu. Yoni yang terdapat di sini berbentuk heksagon, setiap sisinya memiliki ukuran 15 cm. Di kawasan ini, tepatnya sebelah selatan candi juga terdapat batu dengan bentuk kodok. Masyarakat di sekitar memberinya nama dengan sebutan Batu Kodok, walaupun tidak ada penjelasan lengkap mengenai keberadaannya.
Di bagian puncak juga terdapat sumur dengan nama Sumur Bandung. Ketika berada di puncak, Anda bisa melihat hamparan tanah lapang serta sawah yang digunakan untuk berbagai macam kegiatan muda serta murid sekolah. Ketika Anda tiba di Candi Abang saat sore hari, matahari dengan sinar emas akan berada di sisi barat. Biasanya pengunjung yang sampai di siang hari akan berselfie ria mengabadikan momen indah tersebut. Banyak orang yang menyebut tempat ini sebagai bukit teletubies.
Banyak orang yang menganggap jika Candi Abang merupakan tempat untuk menyimpan harta karun pada zaman dulu, sehingga sering digali orang-orang yang tak bertanggung jawab. Mereka mencari harta sejarah serta barang berharga lain. tempatnya seperti gundukan tanah yang berada di atas bukit. Saat musim hujan, kompleks di sana akan berwarna hijau, sedangkan ketika musim kemarau akan terlihat gersang. Ada sedikit bangunan Candi dan terlihat bila kondisinya sangat kering, sebagian besar candi dibangun di bukit karena di zaman dulu, tempat yang tinggi dianggap sebagai tempat tinggal dewa.
Masyarakat di sekitar sini masih meyakini jika candi ini dijaga oleh Kyai Jagal. Tokoh ini sangat dihormati dan memiliki tubuh besar. Kyai Jagal merupakan pelindung dari semua kerusakan. Di zaman dulu, banyak yang berlindung di kompleks ini karena mereka percaya bila Kyai Jagal melindungi mereka. Kepercayaan masyarakat tentang adanya Kyai Jagal begitu besar. Inilah yang kemudian memunculkan kisah jika ada sebongkah emas yang berukuran sebesar anak kerbau di dalam tubuh Candi Abang. Walaupun demikian, tidak ada orang yang pernah menemukan bongkahan emas ini.