Destinasi Wisata Batu Belimbing di Kawasan Goewisata

Kepulauan Bangka Belitung populer dengan berbagai kawasan wisatanya yang menarik. Kepulauan yang berada di Pulau Sumatera bagian timur ini terletak dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Daerah ini terkenal sebagai penghasil timah dan mempunyai kerukunan antar etnis serta pantai yang indah. Salah satu kabupaten yang memiliki objek wisata Batu Belimbing yang ikonik, Bangka Selatan.

Mengenal Daya Tarik Batu Belimbing

Berwisata ke objek wisata alam seperti pantai nampaknya sudah menjadi hal biasa. Bangka Selatan tidak hanya menawarkan keindahan panorama alam berupa pantai saja, melainkan tempat wisata unik dan ikonik yang sangat disayangkan jika hanya dilewati begitu saja. Bahkan, pemerintah setempat telah menetapkan wisata ini sebagai salah satu geowisata di Indonesia.

Disebut legenda karena kawasan wisata ini meninggalkan cerita sejarah yang tidak pernah hilang dimakan oleh jaman. Legenda batu tersebut menjadi ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan batu-batuan lainnya. Ukuran batunya besar dan bentuknya unik, tidak seperti bebatuan pada umumnya. Menariknya, bebatuan ini tersebar di kawasan teluk atau pesisir di Pulau Bangka Belitung.

Nama objek wisata ini merupakan representasi dari bentuk dan ukuran bebatuan sesuai faktanya. Bebatuan ini termasuk bebatuan jenis granit yang diperkirakan sudah berumur jutaan tahun. Meskipun diguyur hujan dan terkena sinar matahari secara terus menerus selama jutaan tahun lamanya, bebatuan ini tetap awet dan kokoh tak termakan usia.

Batu Belimbing tidak hanya terdiri dari satu batu saja, melainkan beberapa gugusan batu yang sebagian terletak saling berhimpitan seperti rumah bertingkat, sebagian yang lain letaknya membujur satu-satu. Setiap batunya berukuran jumbo dengan diameter yang berbeda satu sama lain yakni sekitar 5-6 meter.

Bebatuan granit berukuran jumbo dengan bentuk yang unik menyerupai buah belimbing ini ternyata menyimpan legenda yang menarik. Berdasarkan legendanya, kemunculan batuan berbentuk belimbing tersebut tepat setelah pahlawan desa setempat berjumlah dua orang meninggal dunia dan jasadnya disemayamkan di lokasi tersebut.

Kabarnya, kedua pahlawan desa tersebut bernama Ko Abing dari Suku Tionghoa dan Bang Belim dari Suku Melayu yang saling bersahabat. Keduanya hobi menikmati sunset di sebuah batu besar setiap sore. Batu tersebut seolah menjadi saksi bisu persahabatan mereka. Suatu ketika, kampung mereka diserang wabah penyakit yang memakan banyak korban jiwa.

Saat wabah tersebut, mereka sama-sama bermimpi tentang seorang tabib sakti yang bisa menyembuhkan penyakit aneh tersebut. Beliau tinggal di seberang lautan. Keesokan harinya, mereka berlayar seharian untuk mencari keberadaan tabib tersebut. Setelah bertemu, mereka diberikan obat berupa buah belimbing. Satu butir buahnya bisa menyembuhkan satu orang.

Ko Abing dan Bang Belim kemudian pulang ke kampung membawa buah dengan bentuk guratan, mirip bintang jika dilihat dari atas, dan aromanya harum sejumlah yang mereka mampu bawa. Setelah dibagikan ke penduduk desa, hanya tersisa dua buah namun diberikan ke penduduk desa lainnya yang belum mendapatkannya.

Karena tak tertolong, akhirnya mereka berdua meninggal dan dimakamkan di batuan besar tempat mereka menikmati sunset setiap sore. Setelah tujuh hari meninggalnya Ko Abing dan Bang Belim, muncul batu raksasa berbentuk buah belimbing yang dianggap sebagai buah ajaib tepat di atas makam mereka. Oleh karena itu, penduduk setempat menamakan Batu Belimbing.

Sebelum dijadikan sebagai objek wisata, dulunya kawasan ini merupakan hutan belantara. Namun setelah batuan unik tersebut ditemukan, kemudian kawasan ini dijadikan geowisata. Secara ilmiah, gugusan bebatuan granit yang terdapat di kawasan geowisata ini terbentuk akibat adanya pembekuan magma yang telah terjadi sekitar jutaan tahun lalu.

Motif garis-garis yang terbentuk pada batuan disebabkan karena peristiwa pengikisan air hujan yang terjadi secara terus menerus sejak ratusan tahun silam. Sehingga bentuk irisan bebatuan granit tersebut menyerupai buah belimbing dan menjadi kawasan wisata yang ikonik dengan bentuk bebatuan yang unik.

Di kawasan geowisata dengan luas dua hektar yang terdapat gugusan batu menyerupai buah belimbing ini sudah tersedia beberapa fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh para wisatawan. Meskipun tidak ada warung di dalam kawasan wisata, namun banyak penduduk setempat yang menjajakan buah nanas dan terasi di pinggir jalan menuju ke arah kawasan wisata Batu Belimbing.

Buah nanas dan terasi merupakan kombinasi rempah yang biasa digunakan untuk mengolah makanan khas asal Bangka, Lempah Kuning. Pihak pengelola wisata sudah menyediakan fasilitas berupa lahan parkir, podium yang digunakan untuk pementasan, sejumlah gazebo untuk tempat beristirahat, dan musholla. Menariknya lagi, pihak pengelola juga menyediakan fasilitas berupa taman dan replika sepeda dengan tempelan kosakata ‘Toboali’ yang bisa dimanfaatkan oleh para wisatawan pecinta fotografi dan hobi swafoto.

Tidak heran jika kawasan wisata Batu Belimbing disebut sebagai kawasan geowisata. Gugusan bebatuan jenis granit yang berada di kawasan tersebut banyak mengundang perhatian para wisatawan lantaran bentuknya menyerupai buah belimbing dan berukuran besar. Ketika berkunjung kesana, para wisatawan akan disuguhkan dengan panorama batuan dengan latar belakang pantai.

Anda mungkin juga suka...