Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, pada 2014 akan menata sejumlah objek wisata khususnya Pesanggrahan Menumbing yang sudah ditetapkan sebagai ikon wisata sejarah daerah ituTempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta bersama tokoh nasional lainnya Agus Salim, Mohammad Roem dan Ali Satroamijoyo di Pesanggrahan Menumbing kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung (Babel), hingga kini masih berdiri kokoh, menjadi peninggalan bersejarah yang dilindungi sekaligus jadi daya tarik obyek wisata sejarah.
Sayangnya belakangan ini, kawasan bukit Menumbing Mentok dirusak tangan-tangan jahil yang melakukan penambangan timah liar. Sehingga, menganggu lingkungan, merusak keindahan dan mengotori kawasan cagar budaya. Padahal, bangunan bersejarah ini masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 dalam kategori Situs Bersejarah.
Lantaran menjadi sorotan, Provinsi Kepulauan Babel turun tangan dengan membentuk Tim gabungan terdiri Satpol PP Babel, Satpol PP Kab. Bangka Barat dan Polisi hutan Dinas Kehutanan Babel yang dikomandoi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Babel, Yamowa’a Harefa.
penggerebekan lokasi tambang timah ilegal didalam hutan konservasi ini, berjalan rumit. Penunjuk jalan memberikan arahan melalui medan berbukit bukit, jalan curam melewati jalan tikus serta memutar-mutar hutanDan berhasil menemukan jalan masuk ke lokasi tambang timah ilegal namun tidak bertuan. Diduga penggerebekan bocor.
Lamanya perjalanan dimanfaatkan penambang liar untuk kabur dan hanya meninggalkan 8 unit mesin disel, 3 mesin robin serta selang besar. Gugusan perbukitan Menumbing ini, merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Selain kisah perjuangan masyarakat Bangka melawan penjajahan Belanda ada juga kisah tokoh-tokoh besar bangsa yang diasingkan penjajah Belanda di pulau Timah ini.
Setelah Agresi Militer Belanda kedua tahun 1948 menyerang Indonesia, saat itu di Yogyakarta. Soekarno, Hatta, serta para tokoh lainnya ditawan Belanda dan diterbangkan ke Muntok dengan alasan supaya terisolir dari pergaulan dunia internasional. Mereka diasingkan di Pesanggrahan Menumbing, yang kondisinya tak layak bagi kesehatan. Pengasingan ini sempat dikecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena memperlakukan tahanan politik secara tidak baik.
Bangunan permanen warna putih yang berdiri tahun 1930 ini, mirip benteng yang menghadap langsung ke Pelabuhan Muntok. Selain bangunan utama juga ada sejumlah bangunan kecil yang berfungsi sebagai gudang dan pos jaga. Di sekitar benteng ini, banyak lembah yang curam. Lembah hingga punggungan perbukitan di kawasan ini, masih terjaga kelestariannya. Pepohonan hijau tampak tumbuh lebat tinggi menjulang. Karena lokasinya terpencil dimanfaatkan tangan-tangan jahil untuk melakukan penambahan timah ilegal.
Menengok tempat pengasingan Presiden Pertama ini, benar-benar menakjubkan. Di ruangan pesanggrahan sebelah kanan, terdapat jejeran meja dan kursi berbahan kayu seperti tempat rapat Bung Karno masih tersusun rapi dan terawat. Dari tempat ini, terlihat jelas sebuah mobil sedan kuno keluaran Ford De Luxe 8 berplat BN 10.
Mobil berwarna hitam yang mesinnya hilang, dipajang tepat di depan sebuah kamar yang pernah ditempati oleh sang Proklamator RI Soekarno – Hatta. Ruangan tempat Soekarno dan Hatta pernah tinggal itu, terbagi dua bagian. Pertama dari pintu kamar, terdapat ruangan berukuran sekitar 4×5 meter.
Di dinding tembok putih menghadap ke pintu kamar, sebuah meja dan kursi yang semakin usang termakan usia. Di meja inilah, Soekarno sering melakukan aktivitas menulis dan membaca. Di sebelah kiri ruangan pertama, ada pintu yang menghubungkan kamar Soekarno. Ada dua ranjang masing-masing berukuran 1×2 meter terbuat dari kayu, berdekatan satu sama lain.